Figur Dewas BPJS Kesehatan Harus Berintegritas, Inovatif dan Pro Rakyat

25-01-2021 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani. Foto : Jaka/Man

 

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetyani mengatakan, pihaknya akan memastikan Dewan Pengawas (Dewas) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan juga BPJS Ketenagakerjaan diisi oleh figur yang berintegritas, inovatif dan pro rakyat agar pelaksanaan  jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan dapat berjalan optimal.

 

"Komisi IX harus memastikan sosok yang terpilih adalah mereka yang berintegritas, inovatif dan pro rakyat. Jangan sampai lembaga ini justru dianggap sebagai penambah beban," kata Netty dalam siaran persnya kepada Parlementaria, Senin (25/1/2021).

 

Netty menambahkan, Komisi IX DPR RI akan melakukan pendalaman kepada para calon Dewas BPJS terkait evaluasi pelaksanaan Dewas BPJS periode sebelumnya serta perkembangan situasi terkini seperti kenaikan premi saat pandemi, data keanggotaan BPJS, juga tentang potensi korupsi pengelolaan dana jaminan sosial.

 

"Sungguh ironis jika badan negara yang bertugas memberikan jaminan perlindungan  pada rakyat justru didera isu korupsi. Oleh sebab itu, integritas dan rekam jejak yang baik harus menjadi syarat utama Dewas BPJS," politikus Fraksi PKS itu. 

 

Saat disinggung mengenai kasus korupsi yang dilakukan jajaran direksi BPJS Ketenagakerjaan, Netty mengaku prihatin dengan hal tersebut. "Saya prihatin dan sedih jika terbukti benar terjadi korupsi di PJS ketenagakerjaan yang semakin menambah panjang daftar tindak korupsi di lembaga pemerintah. Hal ini menjadi tantangan BPJS ketenagakerjaan dan Dewasnya untuk memperbaiki sistem yang ada dan meningkatkan kembali kepercayaan publik," tambahnya. 

 

Ia menambahkan, kedepannya pola komunikasi dan hubungan antara Dewas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dengan Direksi dan DPR RI utamanya Komisi IX perlu ditingkatkan lagi. "Pola komunikasi dan hubungan dengan direksi dan DPR perlu ditingkatkan. Mengingat Dewas memberikan saran kepada Direksi, melapor kepada Presiden dan dipilih oleh Komisi IX," tambahnya.

 

Diketahui, Komisi IX DPR RI hari ini, Senin (25/1) melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan lanjutan dengan agenda wawancara kepada lima calon Dewas BPJS Kesehatan di Ruang Rapat Komisi IX, Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta. Sedangkan lima calon Dewas BPJS Kesehatan lainnya akan menjalani wawancara pada Selasa (26/1) dilanjut dengan wawancara calon Dewas BPJS Ketenagakerjaan pada Rabu (27/1) dan Kamis (28/1) mendatang.

 

Kesepuluh calon Dewas baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan ini terdiri dari unsur pekerja, pemberi kerja dan tokoh masayarakat yang telah lolos eliminasi sebelumnya. Netty sendiri berharap dengan keterwakilan tiga unsur tersebut, Dewas BPJS nantinya diharapkan mampu memberi masukan yang inovatif, aplikatif dan up to date dengan dunia perlindungan sosial.

 

"Dengan keterwakilan tiga unsur ini, diharapkan Dewas mampu memberi masukan  yang  inovatif, aplikatif dan up to date dengan dunia perlindungan sosial," tutup Netty. (bia/es)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...